SEJARAH TEKNIK INDUSTRI || Materi Teknik Industri








Haloo…  masih di tema yang sama, yang sebelumnya membahas tentang gambaran definisi Industrial Engineering, 
https://kidangijo06.blogspot.com/2017/11/definisi-sejarah-danperkembangan.html so buat menambah wawasan kalian kali ini saya akan membahas tentang Sejarah Disiplin Ilmu Teknik Industri.


Eh.., pengantar dulu nih. Jadi saran aku tetep anggap diri kalian itu bodoh, dari situ kalian akan terus ingin tau dan terdorong untuk belajar hal-hal apapun itu meskipun bukan bagian dari konsentrasi bidang yang kalian ambil dalam jenjang pendidikan yang ditekuni. Apa salahnya kita tau banyak hal, gak akan rugi kok, sebagai contoh ya, kita gak harus jadi dokter dulu untuk kita tau kesehatan tentang tubuh manusia, kita gg harus jadi ahli kontruksi dulu untuk tau mana bagian bangunan yang disebut balok, kita gag harus jadi seorang ahli matematika untuk tau tentang penjumlahan perkalian dan lain sebagainya.
Jadi sumber ilmu itu luas, yang demikian jika kita tidak menutup diri dan tetap ingin mengetahui hal-hal di luar batas aman kita, pasti akan berguna juga di kehidupan nyata, itu poin keuntungannya , sama halnya gak harus berkecimbung di dunia industri dulu untuk mengenal disiplin ilmu teknik industri, jika pun nantinya tidak menekuni bidang  kerja di perindustrian, nilai –nilainya bisa diimplementasikan dalam banyak sekali segi kehidupan, sama halnya dengan disiplin ilmu lainnya.
Cukup ya pencerahannya… hehehee

Kembali ke sini,
SEJARAH DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI
         Disiplin Teknik Industri Mulai berakar kuat pada masa Revolusi Industri (1750-an), dan terus berkembangn mengikuti perkembangan dunia industry sampai saat ini.
Revolusi Industri melahirkan banyak penemuan-penemuan baru yang mendorong produksi masal (massal production). Begitu maraknya pembangunan pabrik-pabrik mendorong pula para engineer berlomba-lomba mengembangkan aspek teknologi dan konsep-konsep yang ditujukan untuk mencari proses kerja yang lebih efektif dan efisien. Kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas inilah yang merupakan  pendorong berdirinya disiplin Teknik Industri.

Beberapa nama yang merupakan pendahulu-pendahulu disiplin teknik industry adalah
Adam Smith dalam bunya The Wealth of Nations, 1776, mengemukakan konsep perancangan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja, yang menekankan pentingnya spesialisasi.
Charles Babbage dalam bukunya OON Economy of Machinery and Manufacturers, 1832, mengemukakan perlunya pembagian kerja untuk meningkatkakn produktivitas. Dengan pembagian kerja sesuai spesifikasinya, pekerjaan akan menjadi lebih sederhana, hemat waktu dan biaya.
Henry Towne dalam tulisannya The Engineers aas Economist, 1886, mengemukakan pentingnya para engineer memmperhatikan unsur profitabilitas dari keputusan yang diambilnya, karena itu ilmu ekonomi amat penting bagi para engineer.

Freederic Winslow Taylor dikenal sebagai Bapak Teknik Industri. Pada tahun 1881, Taylor melakukan study tentang pemotongan baja selama 25 tahun, dan dipublikasikan pada tahun 1907 di Transaction of The American Society of Mechanical Engineers. Pemikiran ini yang saat ini dikenal sebagai Scientific Management.

Taylor juga melakukan  analisis tentang kegiatan penyekopan batu b ara san bijih besi. Hasilnya adalah produktivitas yang meningkat drastic karena penggunaan sekop yang bervariasi yang sesuai dengan pekerjaan. Ini memasukkan unsur Tool Design ( Desain Alat Bantu dan Alat Ukur ) sebagai bagian penting dari disiplin Teknik Industri.

Hasil penelitian lainnya adalah penentuan metode untuk pengaturan jam kerja yang optimum. Sebelum penelitian, Taylor memilih pekerja yang standard an diberi pelatihan agar memiliki keseragaman dalam melakukan pekerjaan yang sama. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pekerjaan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, lamanya waktu istirahat, dan frekuensi istirahat. Analisis spesifikasi dan kebutuhan kerja yang dikembangkan Taylor ini dikenal dengan Work Desain atau Method Study.

Taylor juga dikenal sebagai pelopor pengukursn kerja atau time Study. Aktivitas ini ditekankan pada penentuan waktu baku dengan menggunakan stop watch bagi seorang pekerja dalam melakukan tugasnya.
Studi-studi yang dilakukan Taylor pada dasrnya ditekankan pada peningkatan efisiensi pada tiap bagian hingga bagianbagian terkecil, seperti mengeliminir gerakan-gerakan pekerja yang tidak bermanfaat, penggunaan peralatan bantu dan standardisasi. Walaupun mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan, kecaman tidak lepas dari studi ini terutama dari organisai pekerja yang menilai ide Taylor ini merupakan rencana serius untuk menggantikan keterlibatan manusia dengan mesin.
Frank B. Gilbreth dan istrinya Lilian memperkenalkan analisis gerakan kerja yang disebut Micromotion Study. Penelitian ini banyak sekali memberikan kesadaran bagi manajemen akan pentingnya penyederhanaan dalam perancangan, cara, dan prosedur kerja guna memperoleh cara kerja yang efektif dan efisien. Selain itu Lilian sebagi Doktor di bidang Psikologi telah memperkuat peranan factor manusia dalam konsep Teknik Industri.
Pelopor-pelopor lainnya seperti henry Gantt yang mengembangkan prosedur penjadwalan rencana kerja secara sistematis dalam bentuk grafik, Harrington Emerson yang mengembangkan konsep Line dan Staff Organization serta dasar-dasar pemberian insentif/ bonus kerja, dan masih banyak lagi pelopor yang berjasa memberikan  landasan perkembangan disiplin Teknik Industri.

     Periode perkembangan selanjutnya diawali sekitar 1920 dimana konsep Teknik Industri Tradisional berkembang dan diaplikasikan secara  luas. Aliran Teknik Industri Tradisional pada dasarnya menekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan :
  • Methods Engineering : Ooperation Analysis, Study Gerak dan Pengukuran Kerja, Pemindahan Material, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Keselamatan Kerja, adan Standardisasi
  • Work Measurement : Pengukuran dan Penataan Waktu baku dan Standar
  • Control Determination : Pengendalian Produksi, Pengendalian Persediaan, Pengendalian Kualitas Produksi, Pengendalian Biaya dan Budget,
  • Plant Facilities and Design : Tata Letak Fasilitas Pabrik, Pengadaan dan Penggantian Peralatan, Desain Produk, Desain Perkakas dan Alat Bantu Kerja.


Aliran Tradisional ini menemukan masa-masa gemilangnya hingga menjelang perang dunia II. Pada saat itu, industry sudah beralih dari produksi masal ( Massal Production) kepada pemasaran masal (Massal Marketing). Masa-masa itu membutuhkan terobosan-terobosan di luar dinding industi karena permasalahan tidak lagi terpusat di dalam wilayah industry itu sendiri tetapi sangat dipengaruhi oleh sistem dan lingkungan yang berada diluarnya. Maka dimulailah era Teknik Industri Modern yang ditandai dengan disiplin ilmu Operasional Research. Operasional Research pada dasarnya merupakan aplikasi matematika tingkat tinggi untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata ( eh… bukan masalah cinta ya wkwkwkk..). 

       Analisa ini  dimulai selama Perang Dunia II berlangsung dan dikembangkan untuk menyelesaikan maslah-masalah dan strategi militer yang rumit, khususnya yang berkaitan dengan pengadaan logistik. Pada perkembangannya, ilmu ini berhasil diadaptasikan dan diapikasikan di dunia usaha dan industri. Selanjutnya seiring dengan perkembangan teknologi terutama electronic digital computer (1996), Teknik Industri Modern terus tumbuh khususnya dalam komputasi dan simulasi problematic industri yang semakin kompleks dan abstrak. Orientasi baru dari hal-hal praktis dan nyata kepada masalah-masalah teorotis dan abstrak, kemudian akan mengikutsertakan konsep-konsep tentang feed back control, computer sscience, behavioral theory system engineering dan cybermetics, sehingga disiplin tersebut sekitar tahun 1970-an dikenal sebagai Industrial and System Engineering.

Nahh.. buat pembahasan ini cukup di sini ye… di susul segera pembahasan selanjutnya mengenai perkembangan disiplin teknik industry
Thank you GAES…. 




Post a Comment

0 Comments