KUALITAS PADA MANUFAKTUR

Penerapan kualitas pada industri manufaktur yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Ford, General Motors, Toyota, Motorola, Honda, dll, terus berkembang dan berevolusi mengikuti perkembangan manajemen kualitas modern. Sistem pengendalian kualitas era tradisional yang mengandalkan inspeksi (inspection), quality control dan quality assurance sudah ditinggalkan menuju era kualitas terpadu yang dikenal dengan Total Quality Management (TQM) 

Baca dulu: Total Quality Management (TQM) adalah

Prinsip penerapan TQM diterapkan dengan pendekatan yang diterapkan masing-masing perusahaan. Seluruh sumber daya diberdayakan dalam rangka pemenuhan kepuasan pelanggan dan melakukan perbaikan proses yang berkesinambungan.


Sistem pada industri manufaktur tergolong kompleks dan memerlukan strategi pengorganisasian terpadu yang efektif dan terukur sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai.. Ada kebutuhan konsumen yang menjadi prioritas dan fokus, ada bagian pemasaran (marketing) yang melakukan promosi dan penjualan. Bagian produk desain dan engineering membuat rancangan produk yang akan dikembangkan, dengan terlebih dahulu mendapatkan masukan terkait analisa pasar (marker analysis) termasuk fitur-fitur yang diinginkan oleh konsumen, anlisa segmentasi pasar, analisa pesaing (competitor), dari bagian marketing. Setelah rancangan final ditetapkan, bagian industrial engineering dan prosess design akan memulai membuat tool engineering sesuai rancangan produk yang akan dikembangkan.


Ulrich dan Eppiger merumuskan 6 fase generik pengembangan produk sebagai berikut:

a. Planning (perencanaan)

Fase ini sering disebut sebagai fase zerofase


b. Concept Development (Pengembangan Konsep)

Pada tahap ini kebutuhan pasar sasaran (target market) sudah harus dapat diidentifikasi dan memilih alternatif konsep produk yang akan dikembangkan.


c. System Level Design (Rancangan Tingkat Sistem)

Fase rancangan tingkat sistem produk meliputi definisi arsitektur produk dan pembagian produk meliputi subsistem-subsistem serta komponen-komponen, pendefinisian skema akhir produk. Output dari fase ini mencangkup tata letak bentuk produk dan spesifikasi fungsional tiap subsistem.


d. Detail Design (Rancangan Tingkat Sistem)

Fase rancangan tingkat sistem produk meliputi spesifikasi lengkap mencakup bentuk geometri produk serta komponennya, bahan yang digunakan, ukuran dan toleransi seluruh komponen, juga mencakup pengadaan komponen apakah dibuat sendiri atau membeli. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalilan produk berupa file komputer (data CAD) mencakup bentuk tiap komponen dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen yang dibeli, serta rencana proses dan perakitan.


e. Testing and Refinement (Pengujian dan Perbaikan)

Fase pengujian dan perbaikan meliputi perbuatan prototipe produk untuk diuji (dievaluasi) apakah sudah sesuai dengan fungsi, kinerja dan keandalan produk yang diinginkan atau tidak.


f. Production Ramp-up (Produksi Awal)

Pada fase ini produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya yang bertujuan untuk melatih para pekerja dan mengetahui segala permasalahan yang mungkin muncul pada produksi yang sesungguhnya. Dalam penerapannya di industri manufaktur, fase ini biasanya disebut dengan Pre-Production. Even ini dikoordinir oleh bagian RnD (Reseach and Development). Fase ini juga sekaligus sebagai sosialisasi dan perkenalan produk baru kepada para pekerja serta memberikan pelatihan terkait produk yang dikembangkan. Fase ini menjadi yang terkahir untuk melangkah ke Mass Production atau produksi massal

Setelah first mass production berlangsung dan sudah tidak terdapat lagi permasalahan, maka bagian atau departemen produksi akan bertanggung jawab penuh melakukan pabrikasi sesuai permintaan dan jadwal produksi yang ditetapkan bagian perencanaan produksi.


Baca: SISTEM PRODUKSI, STRATEGI SISTEM PENGADAAN PRODUK | Make to Stock, Assembly to Order, Make to Order, Enginerring to Order





Post a Comment

0 Comments