Teman-teman engineer yang sebelumnya sudah membaca dan mengetahui apa itu Manajemen Konstruksi (MK) ?,apa itu Siklus Hidup Proyek?,apa itu Activity On Arrow (AOA) ? untuk selanjutnya temen-temen engineer akan belajar pada artikel dibawah ini yang akan membahas mengenai Perencanaan dan Penjadwalan Waktu dengan metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM) pada manajemen proyek. Berikut artikelnya,
penjadwalan waktu dengan metode
jalur kritis atau Critical Path Method (CPM)
pada manajemen proyek
Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM)
Pada metode jaringan
kerja yang dikenal adanya jalur kritis,
yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan, dengan total
jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang cepat.
Sebelum membuat jalur kritis dalam metode penjadwalan
jaringan kerja AOA, haruslah
diketahui terlebih dahulu cara perhitungan durasi proyek yang terbagi dalam hitungan maju dan hitungan mundur. Ada
beberapa istilah yang terlibat sehubungan dengan perhitungan maju dan mundur
metode AOA sebagai berikut:
- Early Start (ES): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat dimulai setelah kegiatan sebelumnya selesai. Bila waktu kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
- Late Start (LS): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat diselelesaikan tanpa memperlambat penyelesaian jadwal proyek.
- Early Finish (EF): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat diselesaikan sesuai dengan durasinya. Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan berikutnya.
- Late Finish (LF): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat dimulai tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
Berikut adalah gambar potongan jaringan keja AOA dengan penempatan ES,
LS, EF, dan LF.
Gambar
ES, LS, EF, dan LF
1.
Perhitungan
Maju
Dalam mengidentifikasikan jalur kritis dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dengan
aturan-aturan yang berlaku sebagai berikut:
a.
Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat
dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (Predecessor)
telah selesai.
b.
Waktu paling awal suatu kegiatan adalah = 0
c.
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama
dengan waktu mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang
bersangkutan.
EF = ES + D atau
EF (i-j) = ES (i-j) + D (i-j)
d.
Bila suatu kegiatan memiliki dua atau kegiatan
pendahulunya, maka ES-nya adalah EF terbesar dari keiatan-kegiatan
tersebut.
Contoh perhitungan maju:
Bila hasil perhitungan diatas dibuat dalam suatu format
akan dihasilkan tabulasi sebagai berikut:
2.
Perhitungan
Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu
atau tanggal paling akhir kita “masih” dapat memulai dan mengakhiri kegiatan
tanpa menunda kurung waktu penyelesaian proyek
secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari perhitungan maju. Atauran yang
berlaku dalam perhitungan mundur adalah sebagai berikut:
a.
Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari
terakhir penyelesaian proyek suatu
jaringan kerja.
b.
Waktu dimulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama
dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi kurun waktu/durasi kegiatan yang
bersangkutan, atau LS = LF – D.
c.
Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan
berikutnya, maka waktu paling akhir (LF)
kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
Contoh perhitungan
Bila hasil perhitungan diatas dibuat dalam suatu format
akan dihasilkan tabulasi sebagai berikut:
3.
Metode Jalur
Kritis
Metode Jalur Kritis
atau Critical
Path Method (CPM) adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen
kegiatan, dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu
penyelesaian proyek tercepat.
Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan
pertama sampai kegiatan terakhir. Pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan
yang bila pelaksanaannya terlambat, akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian
keseluruhan proyek, yang disebut
kritis.
a.
Sifat Jalur Kritis
b.
Pada kegiatan pertama; ES = LS = 0
c.
Pada kegiatan terakhir;
d.
Total Float; FT
= 0
Pada
contoh perhitungan berikut, maka jalur
kritis yang terjadi adalah pada lintasan dengan kegiatan: A – C – E – F
Contoh perhitungan diatas
menunjukkan proses perkiraan waktu penyelesaian proyek yang umumnya tidak sama
dengan total waktu hasil penjumlahan kurun waktu masing-masing kegiatan yang
menjadi unsur proyek, karena adanya
kegiatan yang pararel.
Penyajian jalur kritis ditandai dengan garis
tebal atau garis dengan warna yang berbeda, atau garis ganda. Bila jaringan
kerja hanya mempunyai satu titik awal dan satu titik akhir, maka jalur kritis juga berarti jalur yang
memiliki jumlah waktu penyelesaian tersebar (terlama), dan jumlah waktu
tersebut merupakan waktu proyek yang tercepat. Kadang-kadang dijumpai lebih
dari satu jalur kritis dalam
jaringan kerja.
Untuk menambah wawasan
tentang ilmu teknik sipil, bisa untuk dibaca pada artikel sebelumnya mengenai
...
"Jangan Lelah untuk Belajar"
Semoga bermanfaat dan terima kasih
Sumber :
Lenggogeni, I. W. (2013).
Manajemen Konstruksi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
0 Comments