Melaksanakan suatu proyek
adalah proses mengubah masukan yang berupa kegiatan dan sumber daya menjadi
kelaran seperti yang sudah ditentukan. Banyak terjadi keterlambatan dalam
pelaksanaan, pembiayaan yang melampaui batas anggaran, dan masalah lainnya yang
timbul dalam pelaksanaan proyek. Oleh
karena itu, tim proyek harus dapat
menyiapkan perencanaan input secara cukup terperinci sehingga seluruh kegiatan proyek dapat dijadwalkan, dianggarkan,
dimonitor, dan dikendalikan dengan baik.
Metode Activity On Arrow
(AOA)
Disebut juga Arrow Diagramming Method (ADM) dan
biasanya digunakan untuk proyek yang
memiliki banyak ketergantungan diantara kegiatannya.
Metode AOA ini
dibentuk dari anak-anak panah dan lingkaran. Anak panah mewakili
kegiatan-kegiatan proyek, sedangkan
lingkaran, atue node, mewakili event atau kejadian. Node pada bagian awal anak
panah (ekor) disebut node “I”, sedangkan node pada bagian kepala anak panah
disebut node “J”.
Karena metode ini menghubungkan node-node dari setiap
kegiatan bersama-sama, maka node J dari kegiatan-kegiatan sebelumnya juga
menjadi node I pada kegiatan sebelumnya. Terkadang metode ini juga disebut
diagram I – J, karena penggunaan I dan J pada node-odenya.
Terminologi yang digunakan dalam metode AOA dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Aktivitas: sebuah kegiatan yang merupakan bagian dari proyek
- Event: titik signifikan selama waktu proyek. Sebuah event bisa saja merupakan waktu yang mana suatu aktivitas diselesaikan atau waktu yang mana aktivitas-aktivitas seluruhnya selesai.
- Aktivitas Dummy: adalah aktivitas buatan dengan nol durasi yang hanya menggambarkan hubungan preseden diantara kegiatan-kegiatan.
Dua elemen penting pada AOA adalah anak panah dan node. Satu anak panah dibuat untuk setiap
kegiatan yang akan dikerjakan. Ekor anak panah merupakan awal dari kegiatan,
sementara kepala anak panah merupakan akhir dari kegiatan. Jika ada permintaan,
panjangnya anak panah biasanya dibuat sesuai dengan skala durasi waktu yang
proposional. Setiap aktivitas (anak
panah) mengandung deskripsi jelas. Sebagai tambahan, setiap aktivitas
juga didampingi durasinya.
Node digunakan untuk menggambarkan kapan aktivitas
didahului atau diikuti oleh aktivitas sebelumnya. Node-node ini diletakkan di
awal dan akhir setiap anak panah. Karena proyek didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang ada awal dan akhir, maka node-i
dibutuhkan sebagai awal, dan node-j
dibutuhkan sebagai akhir dalam setiap proyek.
Keseluruhan aktivitas-aktivitas tersebut, dimulai dari aktivitas pertama dengan
node-i dan diakhiri dengan node-j disebut “jaringan kerja”.
Gambar
Node I – J
Berikut adalah contoh jaringan kerja AOA sederhana
Aktivitas “Dummy”
Aktivitas
Dummy
adalah penggunaan aktivitas ada kasus-kasus yang menunjukkan kesulitan yang
terjadi jika menggunakan hanya satu anak panah untuk beberapa kegiatan. Dummy
membantu menjelaskan hubungan logis antar kegiatan dan memastikan bahwa setiap
aktivitas memiliki nomor nodenya (Callahan, 1002).
Aktivitas Dummy
tidak memiliki durasi atau ketergantungan dengan kegiatan lain, dan selalu
ditampilkan dengan menggunakan anak panah dengan garis putus-putus. Salah satu
cara untuk mengetahui apakah aktivitas Dummy dibutuhkan adalah dengan
melihat daftar aktivitas dan menemukan aktivitas-aktivitas yang berbagi, tetapi
tidak seluruhnya, dari kegiatan atau aktivitas sebelumnya.
Gambar dibawah ini menjelaskan penggunaan aktivitas Dummy. Dari gambar bagian
a menunjukkan bahwa aktivitas R memiliki nomor node yang sama dengan aktivitas
S, baik node I maupun node J. Hal ini yang mengaharuskan
penggunanaan aktivitas Dummy sehingga aktivitas R dan S memiliki nomor node I yang berbeda satu sama lain seperti
terlihat pada gambar b. Pada gambar b seudah digunakan aktivitas Dummy sehingga
kegiatan R dan S sudah memiliki nomor node berbeda.
Contoh-contoh lain untuk jaringan kerja yang menggunakan aktivitas Dummy adalah sebagai berikut:
Metode I – J ini didasarkan pada anggapan bahwa suatu
aktivitas atau kegiatan tidak dapat dimulai jika aktivitas sebelumnya belum
selesai.semua kegiatan dijaringan ini harus memilki event yang akan menjelaskan
kenerjanya. Pada metode ini, akhir dari suatu aktivitas tidak bisa tumpang
tindih dengan memulainya aktivitas berikutnya. Jika hal ini terjadi, maka
kegiatan tersebut harus dipisahkan.
Berikut adalah contoh jaringan kerja dengan metode AOA
Contoh 8
Untuk mengetahui pembahasan selanjutnya mengenai
penjadwalan waktu dengan metode jalur kritis (CPM) pada manajemen proyek bisa
klik dibawah ini..
Penjadwalan Waktu dengan MetodeJalur Kritis (CPM) pada Manajemen Proyek
Penjadwalan Waktu dengan MetodeJalur Kritis (CPM) pada Manajemen Proyek
untuk artikel-artikel sebelumnya yang belum pernah baca
tentang
apa itu Manajemen Konstruksi (MK)
apa itu siklus hidup proyek
Sejarah Perkembangan dan Pengertian K3
Salam sukses,
Semoga bermanfaat ....
Sumber :
Lenggogeni, I. W. (2013).
Manajemen Konstruksi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
0 Comments