BIOMEKANIKA KERJA, PRAKTIKUM ERGONOMI


Definisi Biomekanika Kerja

Biomekanika merupakan suatu bidang kajian ilmu dalam Ergonomi yang bernubungan dengan mekanisme pergerakan tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas Franklin & Nordin (1980) mendefinisikan biomekanika sebagai berikut, yakni bioinekanika menggunakan konsep fisika dan teknik uniuk menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh manusia dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktifitas sehari-hari. Challin (1991) membuat istilah biomekanika keria (Occupational Biomechanic) yang didefinisikan sebagai berikut:
1.      Biomekanika kerja adalah studi mengenai interaksi pekerja dengan peralatan, mesin dan material, sehingga pekerja dapat meningkatkan performansinya dan di sisi lain dapat meminimalkan resiko cedera kerja (muskuloskeletal).
2.      Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh manusia dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktifitas sehari-hari. Hal ini mengandung pengertian bahwa masalah faal tubuh, keilmuan fisika dan perilaku manusia. Biomekanika kerja mengkaji perilaku tubuh manusia dan aspek-aspek mekanika gerakan anggota-anggota tubuhnya.

Baca dulu: ERGONOMI adalah... 
Pengetahuan tentang biomekanika sangat diperlukan untuk mengetahui mehanisme terjadinya kecelakaan kerja, sehingga pendekatan yang efektif dan ilmiah dapat membantu manusia bekerja dengan aman. Contoh aplikasi dari biomekanika adalah penetapan berat behan angkatan yang direkomendasikan pada pekerjaan penanganan material secara manual, sehingga mengurangi terjadinya cedera tulang belakang bagian bawah (lower back pain). Menurut Olavyari. 1997) menyatakan bahwa biomekanika dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, antar lain:
1.      General Biomechanic
General Biomechanic adalah biomekanika yang membahas hukum dan konsep dur yang mempengaruhi tubuh organik manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak Dalam General Biomechanic sendiri meliputi dua bagian, yaitu
a.       Biostatics, adalah bagian yang hanya menganalisa tubuh pada posisi diam utau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform).
b.      Biodinamic, adalah bagian yang berkaitan dengan gambaran gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan saya yang terjadi (hinemauk) dan gerakan yang discbahkan gaya yang bekerja dalam lubuh (kinetik)




2.      Occupational Biomechanic
Occupational Biomechanic berkaitan dengan interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, maternal dan peralatan dimana memiliki tujuan dalam meminimalisir keluhan atau kelelahan pada sistem kerangha otot untuk meningkatkan produktifitas kerja. Biomekanik ini holatwrasi bagian-bagian tubuh untuk menghasilkan gerak seperti tulang, jaringan anghubung (connective tissue), dan otot yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      Tulang
Tulang sebagai alat untuk meredam dan medistribusikan gaya/tegangan saat melakukan aktifitas kerja. Tulang yang besar dan panjang berfungsi sebagai pembanding terhadap beban Tulang juga terikat dengan otot, dan jaringan penghubung (connecive tissue) vakni ligamen, cartilage dan tendon. Dalam aplikasinya di biomekanik berhubungan dengan kerangka manusia.
2)      Connective Tissue (Jaringan Penghubung)
Connective Tissue atau jaringan penghubung meliputi tiga bagian sebagai berikut ini, yaitu:
a)      Cartilage
Cartilagenous adalah sambungan yang berfungsi dalam pergerakan yang relatif kecil. Contoh: Sambungan tulang iga (ribs) dan pangkal tulang iga (stemum). Cartilage sendiri memiliki bagian khusus antara vertebrata (ruas-ruas tulang belakang) yaitu dikenal sebagai interveterbratal disc yang terdiri dari pembungkus dan dikelilingi oleh inti (puply core). Verierbratae juga terdapat pada ligamen dan otot. Gerakan yang relatif kecil pada setiap ruas mengakibatkan adanya fleksibelitas tubuh untuk memburgkuk, menengadalı, dan memutar. Sedangkan disc berfungsi sebagai peredam getaran pada saat tubuh bergerak baik pada saat translasi dan rotasi.
b)      Ligament
Ligamen berfungsi sebagai penghubung antar tulang dalam stabilitas sambungan (joint stability) atau untuk membentuk bagian sambungan dan menempel pada tulang. Ligamen tersusun atas serabut yang letaknya tidak pararel. Oleh karenanya tendon dan ligamen bersifat inelastic dan berfungsi pula untuk menahan deformasi. Adanya tegangan yang konstan akan dapat memeperpanjang ligamen dan menjadikannya kurang efektif dalam menstabilkan sambungan (joints). Adapun contoh sambungan ligamen diantaranya seperti: gerakan mengangkat tangan, sambungan siku dan sambungan bahu, pergerakan rotasi seluruh tangan pada sumbunya, dan gerakan lengan tangan pada sambungan pergelangan tangan.
c)      Tendon
Tendon memiliki fungsi sebagai penghubung antara tulang dan otot yang terdiri dari sekelompok serabut collageno yang letaknya pararel dengan panjang tendon. Tendon bergerak dalam sekelompok jaringan serabut dalam suatu area dimana adanya gaya gesekan harus diminimalkan. Bagian dalam dari jaringan ini mengeluarkan cairan synovial untuk pelumasan.


3)      Otot (Muscle)
Otot lertbentuk atas visber (fibre), dengan ukuran panjang antara 10 - 40 mm dan berdiameter 0,01 - 0.1 mn dan sumbrer energi otol berasal dari proses acrob man anaerob. Anaerobic, yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi tanpa ba oksigen. Glikogen yang terdapat dalam otot terpecah menjadi energi dan membentu laktat. Asam laktat akan memberikan indikasi adanya kelelahan otot secara lokal kurangnya jumlah oksigen yang disebabkan oleh kurangnya jumlah suplai dar dipompa dari jantung Contoh: jika ada gerakan yang sifatnya tiba-tiba (inenda jarak dekat (sprint), dan lain sebagainya. Aerobic, yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi dengan bantuan oksiren. Asam laktat yang dihasilkan oleh kontrak dioksidasi dengan cepat. Sehingga beban pekerjaan yang tidak terlalu meletan dapat berlangsung cukup lama. Disamping itu aliran darah yang cukup akan mensuplay lemak, karbohidrat dan oksigen ke dalam otot. Akibat dari kondisi kerja yang terlalu lama akan menyebabkan kadar glikogen dalam darah akan menurun drastis di bawah normal, dan kebalikannya kadar asam laktat akan meningkat dan kalau sudah demikian maka cara terbaik adalah menghentikan pekerjaan, kemudian istirahat dan makan makanan yang bergizi untuk membentuk kadar gula dalam darah. Hal tersebut di atas adalah merupakan proses kontraksi otot yang telah disederhanakan analisa pembangkit energinya, dan sekaligus menandakan arti pentingnya aliran darah untuk otot. Oleh karenanya para ergonom hendaklah memeperhatikan hal-hal seperti berikut untuk sedapat mungkin dihindari, antara lain:
a.       Beban otot statis (static muscle loads).
b.      Oklusi (penyunbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanan segi kursi pada popliteal (lipat lutut).
c.       Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan siku aliran darah bekerja berlawanan dengan arah graviiasi.




Beban Kerja Fisik
Secara garis besar, kegiatan manusia dapat digolongkan dalam dua komponen utama yaitu kerja fisik (menggunakan otot sebagai kegiatan sentral) dan kerja mental (menggunakan otak sebagai pencetus utama). Kedua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan secara sempurna mengingat terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Namun, jika dilihat dari energi yang dikeluarkan, maka kerja mental murni relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan dengan kerja fisik. Beban Kerja Fisik: Perkerjaan yang dilakukan dengan mengandalkan kegiatan fisik semata akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh yang dapat dideteksi melalui perubahan sebagai berikut ini, yaitu:
a.       Konsumsi oksigen dan denyut jantung.
b.      Peredaran darah dalam paru-paru.
c.       Temperatur tubuh.
d.      Konsentrasi asam laktat dalam darah.
e.       Komposisi kimia dalam darah dan air seni.
f.       Tingkat penguapan, dan faktor lainnya.
Kerja fisik akan mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan dengan konsum energi. Konsumsi energi pada saat kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung yaitu dengan pengukuran kecepatan denyut jantung atau konsumsi oksigen.
Pengukuran beban kerja fisik merupakan pengukuran beban kerja yang dilakukan secara obyektif dimana sumber data yang diolah merupakan data-data kuantitatif misalnya berdasarkan faktor-faktor berikut ini, yaitu:
1.      Denyut jantung atau denyut nadi
Denyut jantung atau denyut nadi digunakan untuk mengukur beban kerja dinainis seseorang sebagai manifestasi dari gerakan otot. Semakin besar aktifitas otot maka akan semakin besar fluktuasi dari gerakan denyut jantung yang ada, demikian pula sebaliknya. Menurut Grandjean (1998) dan Suyasning (1981), beban kerja dapat diukur dengan denyut nadi kerja. Selain itu, denyut nadi juga dapat digunakan untuk memperkirakan kondisi fisik atau derajat kesegaran jasmani seseorang. Denyut jantung (yang diukur per menit) dapat digunakan untuk mengukur tingkat kelelahan seseorang. Cara lain yang dapat dilakukan untuk merekam denyut jantung seseorang pada saat kerja yakni dengan menggunakan electromyography (EMG).
2.      Beban Kerja Fisik Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori
Beban kerja merupakan beban yang dialami oleh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaan yang dilakukannya. Beban kerja sangatlah berpengaruh terhadap produktifitas dan efisiensi tenaga kerja, beban kerja juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keselamatan dan kesehatan para pekerja. Dalam ergonomi atau hygiene Industri diatur suatu metode pengaturan menu makanan untuk para pekerja agar memenuhi gizi dan kebutuhan kalori mereka sesuai dengan beban kerja fisik yang dilakukan. Beban kerja fisik selalu berkaiiar dengan pergerakan otot. Salah satu kebutuhan umum dalam pergerakan otot adalah oksigen yang dibawa oleh darah ke ctot untuk pembakaran zat dalam menghasilkan energi, dan satusan energi adalah kalori, sedangkan menghitung kalori adalah menghitung asupan energi. Energi diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat, lemak dan protein. Dalam penerapannya untuk mengetahui kategori beban kerja karyawan tentu diperlukan waktu untuk melakukan penelitian dan studi dilapangan. Sebeium melakukan perhitungan beban kerja sebaiknya anda mengetahui istilah-istilah berikut ini, yaitu:
a.       Metabolisme basal (MB), yakni energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan proses-proses hidup yang dasar, dalam satuan kalori per satuan waktu yang dimana metabolisme basal laki-laki adalah berat badan (kg) dikali 1 Kkal jam dan metabolism basal perempuan adalah berat badan (kg) dikali 0,9 Kkal/jam.
b.      Kerja ringan, yaitu pekerjaan yang membutuhkan kalori untuk pengeluaran energy sebesar 100 Kkal/jam sampai 200 Kkal/jam.
c.       Kerja sedang, yaitu pekerjaan yang membutuhkan kalori untuk pengeluaran energy lebih besar dari 200 kkal/jam sampai 350 Kkal/jam
d.      Kerja berat, yaitu pekerjaan yang membutuhkan kalori untuk pengeluarin energi lebih besar dari 350 Kkal/jam sampai 500 Kkal/jam
Berdasarkan Menteri Tenaga Kerja melalui Kep. No. 51 tahun 1999 mengenai kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori bahwa kebutuhan kalori sehari ditentukan oleh jenis pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan aktivitas fisik. Pekerja kantor membutuhkan sekitar 2.500 kalori sehari. Atlet mungkin lebih dari 3.500 kalori.
Pasien kencing manis di bawah 2.000 kalori, tergantung berat badan ider Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 ditentukan oleh tiga hal, antara lain:
a.       Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal. Keterangan kebutuhan seorang lakihara dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal # 100 kilo joule (2387 kalori) per 24 jam per kg BB. Sedangkan wanita dewasa memerlukan kalori un metabolisme basal 98 kilojoule (23,39 kilo kalori) per 24 jam per kg BB.
b.      Kebutuhan kalori untuk kerja. Kebutuhaan kalori untuk kerja sangat ditentukan oleh jenis aktivitas kerja yang dilakukan atau berat ringannya pekerjaan
c.       Kebutuhan kalori untuk aktivitas-aktivitas lain diluar jam kerja. Rata-rata kebutuhan kalori uniuk aktivitas diluar kerja adalah = 2400 kilo joule (573 kilo kalori) untuk laki-laki dewasa dan sebesar 2000 - 2400 kilo joule (425 – 477 kilo kalori) per hari untuk wanita dewasa.

Uji Tarik Dan Uji Cengkram Tangan
Uji Tarik dan uji cengkram tangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur ke' uatan jantung manusia. Berdasarkan penelitian bahwa kekuatan cengkeraman atau kekuatan wrikan otot tangan adalah cara mudah dan murah untuk mengetahui risiko kematian seseorang akibat penyakit jantung. Untuk setiap penurunan 5 kg dalam kekuatan pegangan terdapat risiko kesehatan yang muncul, yaitu:
a.       17% peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung
b.      17% peningkatan risiko kematian non-kardiovaskular.
c.       16% peningkatan risiko kematian dari setiap penyebab.
d.      9% peningkalan risiko mengalami stroke.
e.       7% peningkaian risiko menderita serangan jantung
Dalam melakukan uji cengkram tangan dapat digunakan alat berupa hand grip. Hand grip merupakan alat gym yang digunakan untuk melatih genggaman tangan seseorang menjadi kuat Bagian-bagian yang dapat menjadi kual, diantara otot tangan bagian atas, bagian bawah, telapak tangan dan power cengkaraman. Alat olahraga ini memang dapat dimanfaatkan demi meningkatkan ability dalain olahraga lain seperti a:let silat, basket, bulu tangkis dan lain-lain Gym hand grips memiliki bentuk yang kecil, dan terbuat dari besi, serta plastik sebagai venogamannya. Latihan kekuatan tangan menggunakan hand grip memang sangat fleksibel, dan dapat dilakukan dimanapun karena alat olahraga ini dapat dibawa kemana-mana. Olahraga hand orin akan memberikan manfaat peningkatan power bila dilakukan secara konsisten dan rutin, namun akan sia-sia bila dilakukan hanya beberapa hari saja. Hand grip strength merupakan julukan dari alat olahraga ringan ini, memberikan peningkatan power utama di tangan yang sangat berguna di berbagai aktivitas. Berikut sekilas manfaat dari latihan hand grip setiap hari, antara lain:
1.      Menguatkan daya cengkrain. Telapak tangan mungkin bukan merupakan suatu hal yang bisa dipainerkan, berbeda dengan dada, perut dan sebagainya. Meski demikian, tangan merupakan salah satu bagian yang memiliki fungsi utama dalam kesehariannya.
2.      Memperbaiki penampilan di telapak tangan. Latihan setiap hari dapat membentuk otot di pergelangan tangan, dan tangan menjadi lebih kekar serta sedikit besar.
3.      Meningkatkan power. Latihan ini sangat berguna mengeraskan pukulan, berguna sekali bagi yang berprofesi sebagai petinju, baseball dan lain sebagainya.
Latihlah tangan Anda setiap hari dengan hand grip gym ini, cukup dengan waktu 30 menit saja. Dalam melakukan uji tarikan tangan dapat digunakan alat berupa chest expander. Alat ini berfungsi untuk peregangan otot dada, yang dimana subjek duduk tegak di kursi dengan tangan terentang di depan dada, dan jari-jari bersentuhan. Tekan tulang belikat merapat dan angkat tangan kanan ke atas sehingga membentuk garis diagonal. Tahan gaya tubuh ini selama 30 detik. Kembali ke posisi semula dan ganti tangan untuk gerakan berikutnya. Adapun teknik dalam penggunaan chest expander ini, yaitu:
a.       Saat melakukan gerakan ini, yakni jagalah agar pundak rileks jauh dari telinga, dan otot perut dikencangkan. Oleh karena itu, subjek akan merasakan benar bekerjanya otot dada.
b.      Jangan membungkukkan dada saat melakukan gerakan ini.
Berikut ini merupakan kriteria pengukuran kekuatan jantung dengan menggunakan uji tarik dan uji cengkraman tangan, yakni apabila denyut jantung mengalami peningkatan setelah beraktivitas, maka dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut berada dalam kondisi sehat. Dan sebaliknya, apabila denyut jantung tidak mengalami peningkatan setelah aktivitas, maka dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut berada dalam kondisi kurang sehat.

Latihan soal
Lembar Kerja 1
ALAT DAN BAHAN
Dalam melakukan praktikum tentang beban kerja, digunakan alat dan bahan sebagai berikut ini, yaitu:
1. Stopwaich.
2. Hand Grips.
3. Chest Expander.
4. Perlengkapan Alat Tulis.
5. Lembar Data
6. Lembar Kerja.


PROSEDUR PRAKTIKUM
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan pengamatan beban kerja dengan mengukur kekuatan jantung menggunakan uji tarik dan uji cengkraman tangan, yaitu:
1.      Siapkan empat (4) orang model yang berada dalam kondisi baik.
2.      Siapkan empat (4) alat hand grips dan chest expander untuk dipakai oleh masing-masing model.
3.      Lakukanlah pengukuran denyut nadi sebelum aktivitas selama 1 menit.
4.      Lakukanlah uji tarik menggunakan chest expander selama 1 menit.
5.      Catat jumlah total dari tarikan tangan pada chest expander yang terjadi selama 1 menit di lembar data dengan menggunakan perlengkapan alat tulis setiap masing-masing model.
6.      Lakukanlah pengukuran denyut nadi setelah aktivitas selama 1 menit.
7.      Lakukanlah istirahat selama 5 menit.
8.      Lakukanlah pengukuran denyut nadi sebelum aktivitas selarna I menit.
9.      Lakukanlah uji cengkraman tangan menggunakan hands grips selama 1 menit.
10.  Catat jumlah total dari cengkraman tangan pada hand grips yang terjadi selama 1 menit di lembar data dengan menggunakan perlengkapan alat tulis setiap masing-masing model.
11.  Lakukanlah pengukuran denyut nadi setelah aktivitas selama 1 menit.
12.  Hitunglah rata-rata, standar deviasi, dan persentil 10TH dan 90TH dari masing-masing data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan kekuatan jantung pada lembar kerja.

DATA
Nama                          : Adam P
Umur                          : 22
Suku Bangsa  :
CHEST EXPANDER
HAND GRIPS
Jumlah Nadi Selama 1 Menit
Jumlah Nadi Selama 1 Menit
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
67
103
50
90
Nama                          : Renaldi F
Umur                          : 22
Suku Bangsa  :
CHEST EXPANDER
HAND GRIPS
Jumlah Nadi Selama 1 Menit
Jumlah Nadi Selama 1 Menit
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
65
83
70
85
Nama                          : Martin S
Umur                          : 21
Suku Bangsa  :
CHEST EXPANDER
HAND GRIPS
Jumlah Nadi Selama 1 Menit
Jumlah Nadi Selama 1 Menit
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
94
113
69
98
Nama                          : Aulia F
Umur                          : 21
Suku Bangsa  :
CHEST EXPANDER
HAND GRIPS
Jumlah Nadi Selama 1 Menit
Jumlah Nadi Selama 1 Menit
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
81
89
68
78

JAWAB
CHEST EXPANDER dan HAND GRIPS
Rata-rata
RATA-RATA




Standart Deviasi
Tabel Persentil Untuk Data Berdistribusi Normal
 Tabel Persentil Untuk Data Berdistribusi Normal
 
No
Chest Expander

Hand Grips

Sebelum
Sesudah

Sebelum
Sesudah

1
67
103

50
90

2
65
83

70
85

3
94
113

69
98

4
81
89

68
78

Rata-rata
76.75
97

64.25
87.75


Standar Deviasi
13.525
13.565

9.535
8.421

Persentil ke 10
65.6
84.8

55.4
80.1

Persentil ke 90
90.1
110

69.7
95.6

Persentil Untuk Data Distribusi Normal

10 ᵀᴴ
59.438
79.637

52.045
76.971

90 ᵀᴴ
94.062
114.363

76.455
98.529


Kesimpulan:
Chest Expander
Dari penghitungan di atas, di dapat rata-rata jumlah nadi sebelum melakukan aktivitas menggunakan alat chest expander sebesar 76.75 atau 77 denyut per menit, dan rata-rata jumlah nadi setelah melakukan aktivitas menggunakan alat chest expander sebesar 97 denyut per menit, dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah nadi dari sebelum dan sesudah melalukan aktivitas sebesar 20.88%. Maka dapat dikatakan sampel yang diambil berada dalam kondisi tubuh yang sehat.
Masalah adanya variasi ukuran dari setiap sampel yang diambil akan lebih mudah diatasi apabila terdapat batas fleksibilitas, maka ditetapkan persentil ke-10 sebagai dimensi minimum dan persentil ke-90 sebagai dimensi maksimum untuk data distribusi normal.
Didapatkan perhitungan persentil berdasarkan data distribusi normal, bahwa nilai persentil ke-10 sebagai batas dimensi minimum jumlah nadi sebelum melakukan aktivitas menggunakan alat chest expander sebesar 59.438 atau 60 denyut per menit dan persentil ke-90 sebagai batas dimensi maksimum jumlah nadi sebelum melakukan aktivitas menggunakan alat chest expander sebesar 94.062 atau 94 denyut per menit.
Nilai persentil ke-10 sebagai batas dimensi minimum jumlah nadi setelah melakukan aktivitas menggunakan alat chest expander sebesar 79.637 atau 80 denyut per menit dan persentil ke-90 sebagai batas dimensi maksimum jumlah nadi setelah melakukan aktivitas menggunakan alat chest expander sebesar 114.363 atau 114 denyut per menit.

Hand Grips
Dari penghitungan di atas, di dapat rata-rata jumlah nadi sebelum melakukan aktivitas menggunakan alat hand grips sebesar 64.25 atau 64 denyut per menit, dan rata-rata jumlah nadi setelah melakukan aktivitas menggunakan alat hand grips sebesar denyut 87.75 atau 88 denyut per menit, dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah nadi dari sebelum dan sesudah melalukan aktivitas sebesar 26.78%. Maka dapat dikatakan sampel yang diambil berada dalam kondisi tubuh yang sehat.
Masalah adanya variasi ukuran dari setiap sampel yang diambil akan lebih mudah diatasi apabila terdapat batas fleksibilitas, maka ditetapkan persentil ke-10 sebagai dimensi minimum dan persentil ke-90 sebagai dimensi maksimum untuk data distribusi normal.
Didapatkan perhitungan persentil berdasarkan data distribusi normal, bahwa nilai persentil ke-10 sebagai batas dimensi minimum jumlah nadi sebelum melakukan aktivitas menggunakan alat hand grips sebesar 52.045 atau 52 denyut per menit dan persentil ke-90 sebagai batas dimensi maksimum jumlah nadi sebelum melakukan aktivitas menggunakan alat hand grips sebesar 76.455 atau 76 denyut per menit.
Nilai persentil ke-10 sebagai batas dimensi minimum jumlah nadi setelah melakukan aktivitas menggunakan alat hand grips sebesar 76.971 atau 77 denyut per menit dan persentil ke-90 sebagai batas dimensi maksimum jumlah nadi setelah melakukan aktivitas menggunakan alat chest expander sebesar 98.529 atau 99 denyut per menit.

Daftar Pustaka:

Tim Lab. Teknik Industri. (2018). Modul Praktikum Ergonomi. Universitas Pamulang, Pamulang.


Post a Comment

0 Comments