Just In Time (JIT). Definisi JIT || Materi Teknik Industri

Menurut Browne (1996), Chase dan Aquilano (1995), Render dan Heizer (2004), filosofi JIT mulai dikembangkan oleh Toyota pada tahun 1960-an, kemudian diadopsi dan diterapkan pada industri otomotif lainnya.



JIT atau Just In Time "Tepat Pada Waktunya" merupakan strategi pengaturan sediaan yang menerapkan konsep untuk meningkatkan rasio laba terhadap investasi. Persediaan yang dimaksud adalah persediaan baang, barang dalam proses pengerjaan, dan persediaan barang jadi. Proses ini didorong dengan kartu kendali atau disebut dengan KANBAN. Kanban dibedakan atas KANBAN PRODUKSI DAN KANBAN TARIK. Kanban Produksi adalah kartu kendali yang akanmenjelaskan kepada otoritas proses produksi untuk membuat komponen berikutnya sesuai dengan jumlah, type, dan spesifikasi komponen yang dipakai sebelumnya. 

JIT dapat mendorong ke arah peningkatan dramatis rasio laba terhadap investasi pada sebuah perusahaan pabrikasi, mutu dan efisiensi ketika JIT diterapkan dengan tepat. 


Sebenarnya filosofi mengenai JIT sekalipun belum dinamai JIT, mulanya digunakan oleh Ford Motor Company seperti dinyatakan secara eksplisit oleh Henry Ford dalam tulisannya berjudul My Life and Work (1922) yaitu "Kami telah menemukan dalam aktivitas pembelian bahan, tidak ada gunanya bagi perusahaan untuk memesan melebihi yang diperlukannya pada waktu sekarang ini. Perusahaan sebaiknya membeli material sekadar sebanyak yang dibutuhkan berdasarkan rencana produksi yang sudah disusun dan mempertimbangkan dengan cermat keberadaan jasa transportasi pada saat sekarang. Jika jasa transportasi tersedia secara memadai dan arus material dapat dijamin, tidak akan berguna jika mengadakan persediaan bahan melebihi yang dibutuhkan. Daya muat sarana angkutan yang tersedia dapat menjamin bahwa raw material (bahan baku) dapat tiba sesuai jadwal dan rencana yang sudah ditentukan. Kebijakan itu akan menghemat banyak uang dan akan meningkatkan tingkat perputaran persediaan. Pada saat yang sama, menurunkan jumlah uang yang tertanam dan dalam menganggur pada persediaan bahan. Akan tetapi, apabila jasa pengangkutan tidak tersedia secara memadai, perusahaan terpaksa harus mengadakan persediaan dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan". 

Sering kali JIT disebut sebagai PULL SYSTEM. Pada dasarnya pengertian sistem JIT adalah memproduksi produk yang dibutuhkan, pada saat dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada tingkat kualitas prima, dari setiap tahap proses dalam sistem manufakturing, dengan cara yang paling ekonomis  dan efisien melalui eliminasi pemborosan  (waste elimination) dan perbaikan proses terus-menerus (continuous proses improvement) . 

Beberapa sasaran utama yang ingin dicapai dari sistem produksi Just In Time adalah 
  1. Reduksi scrap atau rework
  2. Meningkatkan jumlah pemasok yang ikut Just In Time
  3. Meningkatkan kualitas proses industri (orientasi zero defect)
  4. Mengurangi inventori
  5. Reduksi penggunaan ruang pabrik
  6. Linearitas output pabrik (berproduksi pada tingkat yang konstan selama waktu tertentu)
  7. Reduksi overhead
  8. Meningkatkan produktivitas total industri secara keseluruhan 
Untuk menerapkan strategi Just In Time, sistem informasi dalam industri harus bersifat transparant dan komprehensif, di mana beberapa mode imformasi yang diperlukan ialah:
  1. Daftar pemasok material dalam program Just In Time 
  2. Laporan kualitas yang komprehensif dalam perusahaan
  3. Laporan secara rutin kepada pemasok material dan departemen pembelian material 
  4. Pertemuan secara periodik dengan setiap pemasok material
Agar strategi Just In Time menjadi efektif, perlu adanya tindakan korektif, yaitu dengan cara:
  1. Membuat daftar masalah kepada pemasok material
  2. Meminta komitmen pemasok untuk menyelesaikan masalah 
  3. Memberi dukungan teknik dan manajemen kepada pemasok untuk menyelesaikan masalah 
  4. Diskualifikasi pemasok material apabila diperlukan
  5. Melakukan inspeksi secara berkala
Segala sesuatu baik material, mesin dan peralatan, sumber daya manusia, modal,informasi, manajerial, ataupun proses yang tidak memberikan nilai tambah pada produk disebut pemborosan (waste). Nilai tambah produk merupakan kunci dari JIT. Nilai tambah produk diperoleh hanya melalui aktivitas aktual yang dilakukan langsung pada produk, dan tidak mengalami pemindahan, penyimpanan, penghitungan dan penyortiran produk, karena hal itu tidak menambah nilai tetapi merupakan pemborosan (waste).

JIT
Berdasarkan gambar di atas, JIT dipandang sebagai sesuatu yang lebih luas daripada sekadar suatu program pengendalian inventory. Pandangan JIT adalah "jangan membuang buang waktu dengan hanya menyotir bagian-bagian yang baik dari yang jelek atau bagian-bagian yang memenuhi syarat dari yang tidak memenuhi syarat, tetapi pergunakanlah waktu itu untuk mencegah memproduksi bagian-bagian yang jelek atau tidak memenuhi syarat itu".

Pendekatan JIT pada pengendalian kualitas terpadu (Total Quality Control) bertujuan untuk membangun suatu sikap yang berdasarkan pada tiga prinsip utama
  1. Pertama, output yang bebas cacat adalah lebih penting daripada output sendiri
  2. Kedua, cacat, kesalahan, kerusakan, kemacetan,dll, dapat dicegah
  3. Ketiga, tindakan pencegahan adalah lebih murah daripada pekerjaan ulang
Dari gambar di atas juga diketahui untuk menghilangkan pemborosan, diperlukan aliran produksi yang continue, dalam pengertian bahwa proses produksi perlu dibuat stabil, semakin lancar maka akan semakin baik. Aliran continous ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan sistem produksi JIT dan dibantu dengan sistem autonomous. AUTONOMOUS merupakan suatu sikap untuk menghentikan proses produksi secara otomatis apabila ditemukan adanya bagian-bagian yang cacat dalam proses produksi tersebut. 

JIT memberi tanggungjawab yang lebih besar kepada pekerja, dimana mereka secara langsung diberi kewenangan untuk tidak meloloskan bagian yang tidak memenuhi kriteria atau syarat dalam proses produksi itu. Pengendalian kualitas yang demikian dilakukan melalui kerja sama tim (team work) dan menggunakan peralatan otomatis yang secara awal mampu memberikan signal mengenai adanya proses yang menghasilkan bagian yang tidak memenuhi syarat dan secara otomatis alat tersebut mampu menghentikannya. Misalkan pada mesin telah diprogram bahwa apabila terdapat bagian yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan maka secara otomatis proses akan berhenti (mesin mati)


...............................

Daftar pustaka : 

Gasperz, Vincent. 2005. "Total Quality Manajemen". Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin, Mahfud. 2017."Manajemen Produksi Modern, Operasi Manufaktur dan Jasa". Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bumi Aksara.












Post a Comment

0 Comments