PSIKOLOGI INDUSTRI. Pola Pikir dan Pola Sikap


Sukses organisasi bukan hanya tergantung pada manusia yang mengawaki, tetapi juga tergantung pada moralitas dan mentalitas orang-orang yang mengawaki tersebut mempunyai pola pikir, pola sikap yang menjadi jati diri manusi sukses dalam mengelola organisasi sebagai pola tindaknya.
Pola Pikir dan Pola Sikap , Psikologi Industri
Pola Pikir dan Pola Sikap


Konsep Dasar Pola Pikir
Pola dalah bentuk atau patron atau model atau juga cara. Jadi pola pikir adalah bentuk pikir atau cara kita berfikir yang disebut “Mindset”. Kata “Mindset “ sendiri terdiri dari dua kata yaitu “mind” dan “set”. “Mind” merupakan sumber pikiran dan memori atau pusat kesadaran yang menghasilkan pikiran, perasaan, ide dan menyimpan pengetahuan dan memori tentang segala macam hal-hal yang pernah dilakukan sendiri maupun kejadian apa saja yang di baca, dilihat, yang dilakoni sendiri ataupun orang lain. Sedangkan “Set” adalah kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi sikap seseorang atau suatu cara berfikir yang menentukan perilaku dan pandangan, sikap dan masa depan seseorang.
Dengan demikian MINDSET atau POLA PIKIR adalah kepercayaan (believe) atau sekumpulan kepercayaan (set of believe) atau cara berfikir yang mempengaruhi perilaku (behavior) dan sikap (attitude) seseorang yang akhirnya menentukan level keberhasilan hidupnya.

Pola Pikir Dalam Dunia Profesi
Pada setiap profesi atau jenis pekerjaan memiliki karakteristik tersendiri yang berdampak pada pola pikir seseorang yang berkecimpung dalam profesi itu. Misalnya dalam profesi sebagai PNS, maka akan berpengaruh dan menuntut PNS harus berpola pikir sebagai PNS yang adalah pelayan masyarakat, profesi dokter untuk berperilaku sesuai profesinya, begitupun yang lainnya.



Teknik-teknik merubah pola pikir
Mengapa manusia sulit mengubah pola pikirnya??? Merubah pola pikir/  mindset seseorang hendaknya dengan cara lebih dahulu merubah kepercayaan atau keyakinan (believe). Mengapa kepercayaan lebih dulu harus diubah? Menurut Bill Gould pakar Transformational Thinking bahwa Manusia terdiri dari 3 sistem:
1. Sistem perilaku (behavior system). Sistem perilaku/ behavior system adalah cara berinteraksi dengan dunia luar, juga interakasi dengan realitas sebagaimana diri mengerti realitas itu. Perilaku mempengaruhi pengalaman dan sebaliknya, dan sebaliknya kemudian pengalaman mempengaruhi sistem berfikir. Itulah sebabnya apabila ada seseorang yang ingin mengubah sistem perilaku kita, respon yang diri yang biasanya muncul akan menolak atau marah.
2. Sistem berfikir (thinking system). Sistem berfikir/ thinking system berlaku sebagai filter dua arah yang menerjemahkan berbagai kejadian atau pengalaman yang dialami menjadi suatu kepercayaan. Selanjutnya kepercayaan akan mempengaruhi tindakan, sehingga menciptakan realitas bagi diri sendiri.
3. Sistem kepercayaan (believe system). Artinya menerima akan kebenaran sesuatu, penerimaan oleh pikiran bahwa sesuatu adalah benar atau nyata sering kali didasari perasaan pasti yang bersifat emosional atau spiritual.

Pola Sikap
Sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial,  dimana hampir selalu menyertakan unsur sikap baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian pembahasannya. Bagaimana kita suka/tidak suka terhadap sesuatu dan pada akhirnya menentukan perilaku seperti suka mendekat, mencari tahu, bergabung atau perilaku tidak suka, menjauhi dan menghindar
Terdapat beberapa definisi sikap:
1. Berorientasi kepada respon.
Sikap adalah suatu bentuk dari perasaan yaitu perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung (unfovourable) pada suatu obyek.
2. Berorientasi kepada kesiapan respon
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan.
3. Berorientasi kepada skema triadik
Sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek di lingkungan sekitarnya.

Komponen atau Struktur Sifat
Menurut Mar’at (1984):
1. Komponen kognisi yang berhubungan dengan believe, ide, konsep persepsi, stereotipe, opini yang dimili individu mengenai sesuatu.
2. Komponen afeksi yang berhubungan dengan kebidupan emosional seseorang menyangkut perasaan individu terhadap onyek sikap dan menyangkut masalah emosi.
3. Komponen kognisi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku

Faktor pembentukan sikap
Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu
a. Pengalaman pribadi. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan emosional yang kuat.
b. Kebudayaan. Tergantung pada kebudayaan tempat individu dibesarkan
c. Orang lain yang dianggap penting. Orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita.
d. Media masa. Dalam penyampaian pesan media masa membawa pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita.
e. Institusi/ lembaga pendidikan dan agama. Berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
f. Faktor emosional. Sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Teori tentang sikap
1. Teori keseimbangan. Fokusnya adalah upaya individu untuk tetap konsisten dalam bersikap dalam hidup. Teori keseimbangan berbentuk sederhana dan melibatkan hubungan-hubungan antara seseorang dengan dua obyek sikap. Ketiga elemen tersebut dibubungkan dengan sikap favorable (baik, suka, positif) dan sikap unfavorable (buruk, tidak suka, negatif).
2. Teori konsistensi kognitif-afektif. Fokusnya adalah bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi mereka konsisten dengan afeksinya.
3. Teori ketidaksesuaian (dissonance theory). Fokusnya ialah individu menyelaraskan elemen-elemen kognisi, pemikiran atau struktur (konsonansi=selaras)
4. Teori atribusi. Fokusnya yaitu individu mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan dari perilakunya sendiri dan persepdinya tentang situasi. Implikasinya adalah perubahan perilaku yang dilakukan seseorang menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah.

Pola Tindak
Setelah menghayati, mendalami atas pola pikir dan pola sikap, langkah selanjutnya yaitu melakukan tindakan (pola tindak), dimana pola pikir, pola sikap, sebainya relnya dalam menjalankan tindakan.
Pola Tunduk
Pola tunduk yaitu tunduk pada etika, moral berperilaku dan aturan.




Kompetensi Sosial
Menurut Denham, dkk (2003) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai keefektifan dalam berinteraksi, hasil dari perilaku teratur yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada masa perkembangan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Beberapa pakar di bidang psikologi dan pendidikan berasumsi bahwa kompetensi sosial merupakan dasar bagi kualitas hubungan antar teman sebaya yang akan terbentuk (Adam 1983). Singkatnya individu yang berkompeten mampu menggunakan keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan relasi positif dengan orang lain (Asher dkk dalam Pertiwi, 1999).

Penyesuaian Sosial
Penyesuaian adalah proses yang dilakukan individu pada saat menghadapi situasi dari dalam maupun dari luar dirinya. Pada saat individu mengatasi kebutuhan, dorongan-dorongan, tegangan dan konflik yang dialami agar dapat menghadapi kondisi tersebut dengan baik. Hurlock (1990) menyatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya.

Kecerdasan emosi
Ada beberapa aaspek penting yang perlu diperhatikan sebagai langkah awal guna meningkatkan kecerdasan emosi di tempat kerja. Dua ahli EQ (Emotional Quotient), Salovery & Mayer (1990) pengembang konsep EQ, jauh sebelum Goleman merangkumnya menjadi lima aspek berikut:
  1. Kesadaran diri (self awareness)
  2. Mengelola emosi (managing emotions)
  3. Motivasi diri sendiri (motivating oneself)
  4. Empati (emphaty)
  5. Menjaga relasi (handling relationship)


Daftar pustaka : Waluyo, Minto. 2009. "Psikologi Teknik Industri". Yogyakarta: Graha Ilmu.






Post a Comment

0 Comments