Bahan Tambahan Beton, Bahan Kimia Tambahan Beton, Pozolan, Serat Beton


BAHAN TAMBAHAN  BETON


BAHAN KIMIA TAMBAHAN
Bahan kimia tambahan (chemical admixture) untuk beton ialah bahan tambahan (bukan bahan pokok) yang dicampurkan pada adukan beton, untuk memperoleh sifat-sifat kusus dalam pengerjaan adukan, waktu pengikatan, waktu pengerasan, dan maksud-maksud lainnya(Spesifikasi Bahan Menggunakan Bagian A, Bahan Bangunan Bukan Logam, SK SNI S-04-1989-F).

Bahan kimia tambahan dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
1. Bahan kimia tambahan untuk mengurangi jumlah air yang dipakai
Dengan pemakaian bahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai ketentalan adukan yang sama, atau diperoleh kekentalan adukan lebih encer pad faktor air semen-sama.
2. Bahan kimia tambahan untuk memperlambat proses ikatan dan pengerasan beton
Bahan ini digunakan misalnya pada suatu kasus dimana jarak antara tempat pengadukan beton dengan tempat penuangan adukan beton jauh, sehingga selisih waktu antara pencampuran dan pemadatan lebih dari 1 jam.
3. Bahan kimia tambahan untuk mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton.
Bahan ini digunakan jika stuktur beton yang memerlukan waktu penyelesaian segera, misalnya perbaikan landasan pacu pesawat udara, balok prategang, beton pracetak, dan sebagainya.
4. Bahan kimia tambahan berfungsi ganda
Yaitu untuk mengurangi air dan memperlambat proses ikatan dan pengerasan beton.
5. Bahan kima tambahan berfungsi ganda
Yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton.

Selain 5 jenis bahan kimia pembantu diatas, ada 2 jenis lain yang lebih kusus (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton, Standar, SK SNI S-18-1990-03) yaitu:
1. Bahan kimia tambahan yang digunakan untuk mengurangi jumlah air campuran sampai sebesar 12 persen atau lebih.
2. Bahan kimia tambahan dengan fungsi ganda, yaitu mengurangi air sampai 12 persen atau lebih untuk memperlambat waktu pengikatan awal.

POZOLAN

Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur silikat (SiO2) dan atau aluminat (AI2O3), yang reaktif (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, Bahan Bangunan Bukan Logam, SK SNI S-04-1989-F). Pozolan sendiri tidak memiliki sifat semen, tetapi dalam keadaan halus (lolos dalam ayakan 0,21 mm) jika dicampur dengan padam aktif (Ca(OH)2) dan air (H2O), dalam beberapa waktu pada suhu kamar (24 – 27 derajat Celsius) dapat bereaksi membentuk suatu masa yang padat dan sukar larut dalam air.
Unsur silikat dan aluminat yang reaktif akan bereaksi dengan kapur padam aktif (Ca(OH)2) yang merupakan hasil sampingan dari proses hidrasi antara semen portland dan air menjadi kalsium silikat hidrat (C3S2H2 atau “tobermorite”).
Tampak bahwa pozolan ini mengikat kapur padam aktif masih bebas dalam beton dan membentuk kalsium silikat hidrat (tobermorite) atau yang sama dengan hasil hidrasi semen. Adanya kapur bebas dalam beton membuat beton berpori dan mudah ditembus air, sedangakan kalsium silikat hidra merupakan zat yang padat dan kuat. Dengan demikian bila pozolan dipakai sebagai bahan tambahan pada beton akan menjadikan beton lebih rapat air, dan lebih tahan terhadap seranga kimia (garam, sulfat, dan air asam).

Termasuk dalam kelompok pozolan (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, Bahan Bangunan Buka Logam, SK SNI S-04-1989-F) antara lain:
1. Tras alam
2. Semen merah
3. Gilingan terak dapur tinggi
4. Abu terbang (abuter, fly ash)

Dalam SK SNI S-15-1990-F spesifikasi Abu Terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran beton disebutkan ada 3 jenis abu terbang, yaitu:
1. Abu terbang kelas F, ialah abu terbang yang dihasilkan dari pembakaran batubara jenis antrasit pada suhu 1560 derajat Celcius.
2. Abu terbang kelas N, ialah hasil kalsinasi dari pozolan alam, misalnya tanah diatomice, shale, tuft, dan batu apung.
3. Abu terbang kelas C, adalah hasil dari pembakaran lignit atau batubara dengan kadar karbon sekitar 60 persen; abu terbang ini mempunyai sifat seperti semen dengan kapur diatas 10 persen.

Dalam praktek, pozolan dapat dipakai sebagai bahan tambahan (yaitu semen 100 kg, ditambah 25 kg pozolan) atau sebagai pengganti sebagian semen Portland (yaitu jika semula dipakai semen 100kg, diganti dengan semen 80 kg dan pozolan 20 kg). Bila dipakai sebagai pengganti sebagian semen Portland, umumnya berkisar antara 10 sampai 35 persen dari berat semen. Laju, kenaikan kekuatan beton dengan semen yang diberi tambahan Abu terbang (Fly-ash) lambat cepat dari pada beton tanpa tambahan Abu terbang.




SERAT

Salah satu bahan tambahan beton ialah serat (fibre). Beton yang diberi bahan tambah serat disebut beton-serat (fibre concrete). Karena ditambah serat maka menjadi suatu bahan komposit, yaitu beton dan serat. Serat dpat berupa asbestos, glass, plastik, baja, atau serat-serat tumbuhan (rami, ijuk).
Maksud utama penambahan serat kedalam beton adalah untuk:
1. Menambah kuat tarik, karena beton merupakan bahan yang kuat tariknta rendah.
2. Menambah dektilitas, karena beton merupakan bahan yang getas, dan
3. Menambah ketahanan terhadap retak. Kuat tarik beton yang sangat rendah berakibat beton mudah retak, yang pada akhirnya mudah dimasuki air, sehingga mengurangi keawetan beton.

Serat baja dapat berupa potongan – potongan kawat (kawat bendrat) atau dibuat khusus dengan permukaan halus atau rata atau deform, lurus atau bengkok untuk memperbesar rekatan dengan betonnya. Serat baja akan berkarat dipermukaan beton, namun akan sangat awet jika didalam beton. Diameter serat baja bervariasi dari 5 sampai 500 mikrometer (1 mikro meter = 1 /juta meter) dan panjang sekitar 50 mm. Jumlah pemakaian serat baja sekitar 50-200 kg per meter kubik beton.

Dalam pemakaiannya, hal yang menjadi pembatas adalah masalah harga, karena sampai saat ini harga serat masil mahal. Namun demikian karena kebutuhan, maka beton serat sudah sering dipakai pada:
1. Lapisan perkerasan jalan raya dan lapangan udara, untuk meningkatkan ketahanan benturan.
2. Spillway pada dam untuk mengurangi kerusakan akibat adanya cavitasi dan getaran.
3. Bagian beton yang tipis adar tidak mudah retak.

Serat yang dibuat dari polypropylane, nylon, atau tumbuhan, karena modulus elastis nya yang rendah maka tampaknya kurang efektif dalam mengurangi retak, namun dapat menambah ketahanan terhadap benturan.
Semen dengan serat asbes sudah banyak dipakai untuk membuat pipa beton, papan tahan api, dan papan asbes.





Terima Kasih, dan Semoga Bermanfaat


Sumber: Tjokrodimuljo, K. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta: KMTS FT UGM.

Post a Comment

0 Comments