Analitical Hierarcy Process (AHP) | ANALISA KEPUTUSAN 1

Dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan pada berbagai macam masalah, maka dari itu manusia mulai mengembangkan sebuah sistem yang dapat membantu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Terutama pada hal pengambilan keputusan di tingkat rendah maupun tingkat resiko tinggi. Pada pengambilan resiko tingkat perusahaan, tentunya diperlukan pertimbangan yang cukup rumit karena menyangkut masa depan perusahaan tersebut.

Pengambilan keputusan akan dihadapkan pada lingkungan keputusan serta situasi yang mempengaruhinya, situasi tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
  1. Certainty adalah kondisi lingkungan keputusan dimana parameter yang mempengaruhi terjadinya keputusan pasti (deterministik)
  2. Risk adalah situasi kondisi lingkungan keputusan dimana parameter yang mempengaruhi terjadinya keputusan bersifat probalistik. akan melibatkan nilai kemungkinan yang terjadi
  3. Uncertainty adalah suatu kondisi lingkungan keputusan di mana parameter yang mempengaruhinya  bersifat tidak pasti, umumnya karna kurangnya informasi pendukung keputusan serta kejadiannya tidak berulang
  4. Conflict adalah kondisi lingkungan keputusan dimana parameter yang mempengaruhinya sifatnya sama dengan pengambil keputusan yang lain sehingga memunculkan situasi kesamaan pentingnya.
  5. Untuk dapat menentukan strategi yang dijalankan dapat menggunakan beberapa metode pengambilan kputusan, adalah Analitical Hierarcy Process (AHP).

Analitical Hierarcy Process (AHP)

Model AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, dapat memecahkan masalah yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak (Kadarsyah, 1998). Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam melakukan proses penjabaran hirarki tujuan adalah:

1. Pada saat pembelajaran tujuan ke dalam sub tujuan, harus diperhatikan apakah setiap aspek dari tujuan yang lebih tinggi tercangkup dalam sub tujuan tersebut.

2. Meskipun hal tersebut terpenuhi, perlu menghindari terjadinya pembagian yang terlampau banyak, baik dalam arah horizontal maupn vertical

3. Suatu tujuan belum ditetapkan untuk dijabarkan atas hirarki tujuan yang lebih rendah harus ditentukan suatu tindakan atau hasil terbaik yang dapat diperoleh bila tujuan tersebut tidak dimasukkan.

Berikut keuntungan dari penerapan AHP:

1. Sifatnya yang fleksibel, menyebabkan penambahan dana pengurangan kriteria pada hierarki dapat dilakukan dengan mudah dan tidak mengacaukan atau merusak hierarki.

2. Dapat melakukan preferensi pribadi sekaligus mengakomodasi berbagai kepentingan pihak lain sehingga diperoleh penilaian yang objektif dan tidak sektoral

3. Proses perhitunganny relatif mudah karena hanya membutuhkan operasi dan logika sederhana

4. Dengan cepat dapat menunjukkan prioritas, dominasi, tingkat kepentingan, ataupun pengaruh dari setiap elemen terhadap elemen lainnya.


AHP juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:

1. Partisipan yang dipilih harus memiliki kompetensi pengetahuan dan pengalaman mendalam terhadap segenap aspek permsalahan serta mengenai metode AHP itu sendiri
2. Bila ada partisipan yang kuat maka akan mempengaruhi partisipan yang lain
3. Penilaian cenderung subyektif karena sangat dipengaruhi situasi serta preferensi, persepsi, konsep dasar dan sudut pandang partisipan
4. Jawaban atau penilaian responden yang konsisten tidak selalu logis

Tahapan-tahapan dalam implementasi AHP untuk dapat membuat suatu keputusan dalam pemilihan strategi bisnis atau pada kasus produksi, yaitu :

  1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan
  2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkat kriteria yang bawah
  3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgement dari pengambilan keputusan degan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibanding elemen lain
  4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah. n adalah banyaknya jumlah elemen yang dibandingkan.
  5. Menghitung nila eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.
  6. Mengulai langkah 3,4,5 untuk seluruh tingkat hierarki.
  7. Menghitung vektor eigen matrik perbandingan berpasangan. Untuk mensistensiskan judgement dalam menentukan prioritas elemen pada tingkat hierarki terendah sampai pencapaian tujuan.
  8. Memeriksa inkonsistensi hierarki, jika lebih dari 10% maka judgement harus diperbaiki.
                  SUMBER DAN PRINSIP KEKUASAAN

Post a Comment

0 Comments